Cerita pengalaman, hobi, game, sepak bola, dan segala sesuatu yang terlintas dalam ingatan.

Rabu

Tagihan Listrik Membengkak di Bulan Mei

Tagihan Listrik Membengkak di Bulan Mei sekira 56% saya alami saat membayarkan tagihan listrik orang tua. Saat itu, saya coba cek tagihan listrik via beberapa aplikasi e-commerce, seperti lazada, shopee, bukalapak, dan tokopedia. Semuanya saya coba untuk memastikan tagihan yang muncul untuk bulan mei. Namun, semuanya menunjukkkan angka yang sama, yaitu sekira 750 ribu. Tentu, hal ini membuat saya kaget. Biasanya, saya bayar listrik orang tua sekira 475 ribu per bulannya.

Hmm.. sebelum baca lengkap artikel ini, silahkan siapkan kopi ya biar ga pusing,,, karena ceritanya mungkin agak ngalor-ngidul (sunda). Kalau diterjemahkan mungkin muter2, kesana kemari, atau apalah apalah ya...  

Oke, kita lanjut..

Lalu, saya komplain ke pln 123 di facebook karena saya mengira ada kesalahan sistem pln dalam tagihan listrik pascabayar orang tua saya. Asumsi saya berdasarkan pada keterangan pihak pln di beberapa media, bahwa selama pandemic covid-19, petugas pencatat meteran tidak akan melakukan kunjungan untuk mencatat meteran listrik. Sehingga, untuk tagihan akan dihitung berdasarkan rata-rata tiga bulan kebelakang. Jika saya jumlahkan rata-rata tagihan rutin beberapa bulan kebelakang, maka saya harus membayar listrik sekira 500K, bukan 750K,. 

Berikut detail struk pembayaran listrik pascabayar dari bulan januari-april.


Pada Bulan Januari, saya bayar listrik ortu sebesar Rp. 432.172,00. Saat itu, daya listrik masih 900 VA. Lalu, pada akhir January, ortu nyuruh saya ngebubungi pln untuk meminta menaikkan daya satu paket, menjadi tiga paket atau 1300 VA. Kebetulan sekali, esok atau lusa nya kalau tidak salah, datang petugas pembaca meteran. Saat itu juga langsung saya utarakan keinginan ortu kepadanya. Petugas pun mengiyakan dan katanya akan menghubungi kantor terkait keinginan ortu saya itu. Baru pada tanggal 29 January, petugas pln yang akan menaikkan daya datang dan langsung mengeksekusi. Sehingga sejak saat itu, daya listrik ortu berubah menjadi 1300 VA. 

Keanehan terjadi pada saat cek tagihan listrik Bulan Februari 2020 di lazada, karena tagihan nya justru lebih murah dari bulan kemaren. Saya harus bayar listrik ortu sebesar Rp. 413.467,00. berikut data transaksinya. Padahal, akhir bulan januari sudah naik menjadi 1300 VA.  


Karena merasa aneh, lalu saya googling terkait tarif listrik pascabayar. Dari sekian artikel, saya ketahui jika tagihan bulan Pebruari tersebut berdasarkan laporan pembacaan meteran pada akhir bulan Januari (silahkan koreksi jika pemahaman saya salah). Berarti, sejak tanggal 21 Januari hingga akhir bulan. Seperti saya ceritakan sebelumnya, meteran listrik ortu saya sudah dibaca petugas pembaca meteran sebelum daya dinaikkan, Sehingga, biaya listrik setelah daya dinaikkan menjadi 1300 VA, akan dilaporkan petugas pembaca meteran pada akhir Februari dan tertagih pada bulan maret. Sehingga ada kemungkinan di bulan Maret akan ada kenaikan.

Dan benar sekali, tagihan listrik Bulan Maret 2020 melonjak. Saya harus bayar listrik sebesar Rp. 524.324,00 ditambah biaya admin sebesar Rp. 2.500,00. Jadi, total sebesar Rp. 526.824,00. seperti pada detail tagihan di bukalapak berikut. 


Pada bulan April, saya cek tagihan listrik ortu turun, berada dikisaran 475 ribu. Saya bayar listrik Bulan April 2020 di Lazada sebesar Rp. 475.904,00 dan biaya admin sebesar Rp. 2.750,00, jadi saya harus bayar Rp. 478.654,00. seperti nampak pada data transaksi lazada dibawah. Saya tidak tahu, apakah pada akhir Bulan Maret petugas pencatat meteran listrik datang ke rumah ortu atau tidak. Jika tidak, maka pembayaran listrik Bulan April tersebut dihitung berdasarkan rata-rata pemakaian tiga bulan kebelakang. Seperti yang dijelaskan pihak pln di berbagai media online karena adanya covid-19 yang menyebabkan petugas pembaca meteran tidak akan mengunjungi rumah-rumah untuk membaca meteran.

Berikut perhitungannya:

Tagihan listrik Bulan Januari: Rp. 432.172,00
Tagihan listrik Bulan Februari: Rp. 413.467,00
Tagihan listrik Bulan Maret: Rp. 526.824,00

Jika saya jumlahkan dan dibagi tiga maka hasilnya : Rp. 457.487,00. 
Oke, beda sekira 20 ribu. 
  

Namun, jika kebijakan pembayaran listrik dihitung berdasarkan rata-rata pembayaran tiga bulan kebelakang, mengapa Tagihan Listrik Membengkak di Bulan Mei? 

Saya coba ngitung dulu ya....

Bayar listrik Bulan Februari: Rp. 413.467,00
Bayar listrik Bulan Maret: Rp. 526.824,00
Bayar listrik Bulan April: Rp. 478.654,00

Jika saya jumlahkan dan dibagi tiga maka hasilnya : Rp. 479.648,00. Tapi saya bayar listrik Bulan Mei sebesar Rp. 753.194,00

Itulah alasan saya melaporkan hal tersebut ke pln 123 via fb. Mengapa via facebook, karena kalau nelpon takut mahal, hehe....

Udah ngopi dulu?

Oke, kita lanjut..

Beberapa hari saya melakukan chat dengan admin pln 123. Semua informasi yang ditanyakan mimin sudah saya berikan. mulai dari melaporkan masalah, mengirimkan foto angka kedudukan pada kWh meter, menjelaskan kondisi rumah, pagar, alamat detail, alamat email pelapor, letak kWh (mudah dicatat oleh petugas pencatat meter/ tidak), hingga info kedatangan petugas pencatat meter (rutin datang, jarang datang/ tidak pernah datang).

Saking asyiknya, hingga molor dan menyebabkan bayaran listrik saya telat. Hmm.. sebetulnya tidak saya bayarkan terlebih dahulu karena masih menunggu keputusan dari pihak pln terkait laporan saya. Dengan harapan asumsi saya benar, jika tidak pun, saya mendapat info yang valid terkait lonjakan tarif listrik ortu saya. 

Pada tanggal 22 Mei, baru saya mendapatkan info terakhir terkait laporan saya via fb. Dalam keterangan admin pln 123, laporan saya sudah diteruskan ke Unit Layanan PLN. dan Pada tanggal 26 Mei saya mendapatkan telpon dari +6221-123 yang sayang sekali tidak sempat saya terima. Sehingga saya tidak mengetahui perkembangan laporan saya. My bad...

Dan pada tanggal 28 Mei, datanglah petugas pencatat meter untuk memulai kembali kunjungan ke rumah-rumah untuk mencatat kWh meter. Memang sesuai dengan info yang saya baca di media kompas. Kalau petugas pembaca kWh meter akan kembali mengunjungi rumah-rumah untuk melakukan pencatatan meter. Sebelum memfoto kWh meter, ia menyerahkan sepucuk surat "cinta" dari pln karena saya telat merespon tagihan Bulan Mei. 

Sebelumnya, saya sempat mengeluhkan lonjakkan tarif Bulan Mei tersebut kepadanya via WhatsApp. Sehingga, sebelum menyerahkan, ia sempat meminta maaf karena tidak sempat menjawab chat saya. (saya maklumi karena, tetep, Unit Layanan lah yang menangani berbagai keluhan). Saat menyerahkan surat peringatan itu, si petugas berkata, "tagihannya sudah sesuai". 

Dari kalimat tersebut, saya menyimpulkan bahwa laporan saya terkait kenaikan tarif listrik ortu di Bulan Mei sudah direspon pln dan mungkin tagihannya sudah sesuai sistem. Hmm.. meski hasilnya tidak sesuai yang saya harapkan, tapi apalah daya, mungkin memang benar pengunaan listrik di rumah ortu cukup kenceng di Bulan April, atau jika ada kesalahan sistem, ortu dapat penguranan biaya bayar listrik bulan-bulan berikutnya. Seperti info dari halaman cnnindonesia dengan headline "PLN Jamin Kembalikan Lebih Bayar Tagihan Listrik Pelanggan".

Esoknya, langsung saya bayar listrik di aplikasi shopee sebesar Rp. 753.194,00. Sudah termasuk biaya admin dan denda keterlambatan. Berikut data transaksinya.



Lalu bagai mana untuk pembayaran listrik Bulan Juni? 

Seperti tampak pada gambar dibawah, tagihan listrik pada Bulan Juni 2020 sebesar Rp. 598.091,00. sudah termasuk biaya admin sebesar Rp. 2.750,00. Mungkin pembayaran Bulan Juni ini sesuai dengan hasil catatan pembaca kWh meter yang dilakukan pada tanggal 28 Mei. Namun, bagaimana jika tagihan bulan Juni ini masih menggunakan sistem rata-rata pembayaran tiga bulan kebelakang?

Berikut hasil itung-itungan saya:

Bayar listrik Bulan Maret: Rp. 526.824,00
Bayar listrik Bulan April: Rp. 478.654,00
Bayar listrik Bulan Mei: Rp. 753.194,00

Jika saya jumlahkan dan dibagi tiga maka hasilnya : Rp. 586.224,00
Hmm.. ternyata beda sedikit sama tagihan Bulan Juni yang Rp. 595.341,00. 


Baiklah, itulah cerita ngalor-ngidul saya terkait lika-liku pembayaran listrik pln selama pandemic COVID-19.

Dan Bagaimana tagihan listrik Bulan Juli? oke, kita tunggu... 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kontribusi anda, sangat saya hargai.
Terima kasih